Kamis, 04 September 2014

Evaluasi Program Pelatihan


Tulisan ini hanya sekedar berbagi ilmu dan untuk menjawab pencarian para pengunjung yang telah mengklik search disini, tentang evaluasi program pelatihan. Semoga bermanfaat.
Sebuah program diklat dapat dievaluasi untuk melihat seberapa baiknya sasaran diklat dicapai. Efektifitas program dapat diukur berdasarkan pada apakah tujuan-tujuan tersebut tercapai. Sebagai contoh, apakah peserta pelatihan belajar sebanyak mungkin sesuai kemampuan mereka ? Apakah mereka belajar secepat mungkin sesuai kemampuan mereka ? Apakah ada metode yang lebih baik untuk pelatihan mereka ? Ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dengan secara tepat mengevaluasi program pelatihan anda.
Secara keseluruhan ada sedikit keraguan bahwa pelatihan dan pengembangan dapat menjadi efektif. Misalnya, banyak perusahaan yang banyak melakukan investasi dalam pelatihan di tempat kerja, telah sangat memperbaiki posisi mereka walaupun itu bukan sekedar pelatihan. Telaah formal tentang program pelatihan juga menekankan dampak positif dari program tersebut. Sebuah telaah yang dilakukan pada awal 1990 menyimpulkan bahwa ”perusahaan yang membangun program pendidikan di tempat kerja dan mereorganisasi kerja melaporkan perbaikan yang menonjol pada kemampuan pegawai mereka serta produk mereka. Telaah lain menemukan bahwa bisnis yang beroperasi di bawah level produktifitas tenaga kerja mendapatkan peningkatan dalam pertumbuhan produktifitas setelah mengimplementasikan program-program pelatihan pegawai.
Terdapat dua masalah dasar yang harus dikemukakan bila mengevaluasi sebuah program pelatihan. Pertama adalah rancangan dari telaah evaluasi dan, terutama, apakah eksperimentasi terkendali akan digunakan. Kedua adalah efek pelatihan yang dapat diukur.
Eksperimentasi terkendali adalah metode terbaik untuk digunakan dalam mengevaluasi sebuah program pelatihan. Dalam sebuah eksperimentasi terkendali, baik kelompok pelatihan maupun kelompok kendali (yang tidak menerima pelatihan) sama-sama digunakan. Data (misalnya, tentang kuantitas produksi atau kualitas dari hasil kerja) hendaknya diperoleh baik sebelum maupun sesudah usaha pelatihan dalam kelompok dieksposkan untuk pelatihan dan sebelum serta sesudah periode kerja yang berhubungan dengan kelompok kendali.
Dengan cara ini, mungkin untuk menetapkan sejauhmana ada perubahan kinerja dalam kelompok pelatihan yang dihasilkan dari program pelatihan dan bukan dari suatu perubahan di seluruh unit kerja seperti naiknya gaji; dengan anggapan bahwa kenaikan gaji akan mempengaruhi kedua kelompok secara sama. Akan tetapi pada, dari segi praktik terbaru, sebuah survei menemukan bahwa agak kurang dari separuh perusahaan yang memberikan tanggapan berusaha untuk mendapatkan ukuran sebelum dan sesudah pelatihan dari perserta pelatihan. Seorang ahli mengusulkan agar sekurang-kurangnya menggunakan satu formulir evaluasi untuk mengevaluasi program pelatihan.
Sebuah sampel formulir evaluasi pelatihan di luar rumah, berisikan daftar pertanyaan sebagai berikut :
Tujuan: Butir-butir berikut mengukur keseluruhan nilai dari pengalaman pelatihan ini.
1. Menurut Anda mutu dari program ini adalah (pilih salah satu): Jelek, Kurang, Rata-rata, Baik, Baik Sekali.
2. Apakah Anda merasa program ini bernilai, dilihat dari segi biaya dan waktu Anda meninggalkan tugas jabatan Anda ? Ya, Tidak, Ragu-ragu.
3. Apakah Anda akan merekomendasikan program ini untuk rekan kerja Anda ? Ya, Tidak, Ragu-ragu.
4. Nilailah (Jelek, Kurang, Rata-rata, Baik, Baik Sekali) program ini menurut kualitas berikut :
  • Nilai praktis.
  • Kelengkapan.
  • Gagasan baru yang diperoleh.
  • Manfaat untuk pengembangan diri.
  • Relevansi terhadap pekerjaan.
  • Penggunaan waktu yang efisien.
  • Memelihara minat Anda
  • Jelas, dapat dipahami.
5. Periksalah sampai tingkat manakah jenis tindak lanjut terhadap program ini bermanfaat dan Komentarilah bila dianggap perlu, diinginkan atau tidak perlu :
  • Pembicaraan dengan peserta pelatihan untuk berbagi pengalaman dalam menerapkan gagasan.
  • Peluang untuk berkonsultasi dengan pelatih jika ada masalah.
  • Pelatihan lanjutan di bidang ini.
  • Penjelasan singkat bagi pimpinan (atasan) tentang apa yang dpelajari.
  • Lain-lain.
Pengukuran efek pelatihan. Ada empat kategori dasar dari hasil pelatihan yang dapat diukur, yaitu :
1. Reaksi. Pertama, Evaluasilah reaksi peserta pelatihan terhadap program. Apakah mereka menyukai program tersebut ? Apakah mereka anggap itu bernilai.
2. Pembelajaran. Kedua, Ujilah peserta untuk menentukan apakah mereka mempelajari prinsip-prinsip, keterampilan, dan fakta-fakta yang seharusnya mereka pelajari.
3. Perilaku. Selanjutnya tanyakan apakah perilaku peserta dalam bekerja berubah karena program pelatihan. Sebagai contoh, apakah pegawai pada bagian pengaduan (complaint) lebih sopan terhadap pelanggan yang tidak puas dibanding sebelumnya ?
4. Hasil. Terakhir, tanyakanlah apakah hasil akhir dicapai, dilihat dari segi tujuan pelatihan yang ditetapkan sebelumnya, Apakah jumlah keluhan pelanggan tentang pegawai kurang ?, Apakah rotasi pegawai berkurang ?, Apakah kuota produksi sekarang tercapai ? dsb.
Tentu saja hasil-hasil perbaikan adalah sangat penting Program pelatihan dapat berhasil dilihat dari reaksi peserta pelatihan, pembelajaran yang meningkat, dan bahkan perubahan dalam perilaku. Namun jika hasil-hasil tidak tercapai, maka dalam analisis final, pelatihan sudah tidak mencapai tujuannya. Jika demikian, masalah terdapat pada program pelatihan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa hasil-hasil dapat tidak memadai karena masalahnya bukan disebabkan oleh pelatihan. Dalam beberapa kasus dimana tampaknya pelatihan gagal, mungkin karena pelatihan bukan merupakan jalan keluar yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

dharapkan komentar yg baek dan denar